Foodiet: foodie doing diet, can us?

Jadi seorang foodblogger atau foodie atau manusia pemakan segala berarti sudah mengambil resiko kemungkinan kelebihan berat badan *yang setuju, angkat tangan!*
Well, ngga salah, tapi ngga sepenuhnya bener juga. Me as foodie masih berusaha untuk tetap menjaga berat badan di takaran yang sehat, walaupun sadar emang ngga akan mungkin untuk punya badan tipe model LOL. Few moments ago I just came into a talkshow yang membahas tentang pengaturan makan yang mencegah obesitas dan diabetes, hal paling umum dihadapi para pecinta makanan. Ngga, I wont write as much as the talkshow, tapi ada beberapa point yang pengen aku share, pros and cons about food or diet or else yang biasa kita ‘telen’ mentah dari media. Here it comes!

1. Diet mayo, is it work?
Inti dari diet mayo itu mengurangi garam, bahkan cenderung tidak mengkonsumsi garam. Hem, pros-cons untuk diet ini udah banyak banget deh. Tapi menurut R. Sugianto -a.k.a pembicara di seminar di kantor-, mengurangi garam akan membuat ginjal bekerja lebih keras sehingga cepat lelah, which is mean: bahaya. Lebih baik mengurangi asupan makanan manis atau gula atau karbohidrat, agar berat badan yang turun konsisten.

2. Jangan banyak minum air putih, yang ada gemuk air.
The hell is it? Air putih itu membantu pembakaran lemak dalam tubuh, dan ngga ada yang namanya gemuk air 😩 malah, dengan meminum banyak air putih akan membuat kita lebih aware terhadap makanan yang masuk dan mengurangi rasa lapar, loh. Still, jangan kebanyakan juga. Segala sesuatu yang berlebihan itu ngga baik. Tetap mengkonsumsi air dalam batas wajar, delapan gelas sehari.

3. Perbanyak asupan protein selama diet.
Mengurangi asupan makanan ke dalam tubuh akan membuat badan kita ngga hanya kehilangan lemak, tetapi juga otot. Jangan langsung merasa senang kalau dalam seminggu kamu berhasil menurunkan berat badan sampai 4kg, karena besar kemungkinan yang hilang itu otot bukan lemak. Protein dapat membuat kamu merasa lebih kenyang karena tubuh lebih lama dicerna dalam tubuh dan mempertahan massa tubuh tanpa lemak. Tapi tetap hati-hati, pilih protein nabati yang lebih rendah kadar kolesterolnya ya.

4. Teh dan kopi mempengaruhi diet.
Yang berpengaruh bukan kopi ataupun tehnya, tetapi “teman” yang menemani penyajian dari teh dan kopi tersebut. Kopi dan teh yang kita minum umumnya lebih nikmat disajikan dengan gula, skim milk, dan berbagai macam topping lainnya. Kalau sudah begini, bagaimana mungkin teh dan kopi yang kamu konsumsi tidak mempengaruhi diet kamu?

5. Mempercepat metabolisme tubuh dengan rutin makan + ngemil sampai dengan 5-6 kali sehari.
Ini bikin deg-degan dengernya. Bagaimana mungkin melakukan diet dengan waktu makan sebanyak itu? Dibutuhkan perhatian ekstra untuk ini, karena ‘ngemil’ yang dimaksud tetap tidak boleh melebihi jumlah asupan kalori yang masuk setiap harinya. Perhatikan juga jenis makanan yang masuk setiap waktunya. Jika dilakukan dengan benar, ‘ngemil’ akan membantu metabolisme tubuh lebih tinggi dan membakar kalori lebih banyak setiap harinya.

Sebenarnya, masih banyak lagi mitos mistis terkait makan sehat dan sejenisnya, tetapi ini segelintir poin yang bisa aku share. Stay health and enjoy your delicious food, foodie!

3 thoughts on “Foodiet: foodie doing diet, can us?

Leave a comment